Posted in Traveling

Jelajah/ Traveling Jawa Madura 2000 km Dengan Sepeda (2)

Hari demi hari kami lalui dengan bersepeda. Berangkat pukul 5 pagi, tiba di lokasi pukul 1 siang. Pernah suatu hari di Madura perjalanan kami cukup jauh, dikarenakan tidak adanya tempat penginapan yang cukup dekat yaitu pada etape ke-8 Bangkalan – Sumenep. Kami tiba di Kabupaten Sumenep pukul 3 sore, hari itu sungguh melelahkan bagi kami semua. Di sepanjang jalan tidak ada pom bensin untuk kita ke kamar kecil, terpaksa kami menumpang ke rumah warga sekitar (hehehe). Teman saya yang perempuan ada yang sedang datang bulan saat itu. Kami semua sangat lelah dan sangat menanti lokasi penginapan kami saat itu. Tangan saya sudah bergetar saking lamanya perjalanan hari itu. Tapi saat itu saya lihat kak Sofi masih bersemangat (anak Syakh Al-Zaytun) hal itu membuat saya menjadi semangat. Dan ada satu janji yang saya teguhkan dalam hati waktu itu, “seorang atlet pantang menyerah!”. Alhamdulillah sesampainya di Sumenep kami merayakannya dengan suka cita.

Kegiatan Yang Biasa Dilakukan Saat Tidak Bersepeda

menanam-pohon
Mengunjungi kantor Bupati dan mendapat sambutan. Kami mengunjungi berbagai kantor Bupati, disitu saya dapati bahwa bangunan kantor Bupati biasanya masih bangunan asli dari peninggalan Belanda, dan berarti Pemerintahan Indonesia yang ada sekarang pembagian Provinsinya masih mengikuti dari masa penjajahan Belanda.
Menanam pohon di lokasi yang sudah ditentukan. Sebelum kami menanam pohon lubang tanam sudah dibuat terlebih dahulu dan sudah diberi pupuk kandang dan pupuk phospat, sehingga tanah sudah siap untuk ditanami. Ketika naik sepeda, kami dapati bahwa kami sangat membutuhkan pohon, dan tidak semua jalanan ditanami pohon. Contohnya ketika kami melewati wilayah Tambak di Kabupaten Pati, sungguh sangat panas dan berdebu, membuat kecepatan kami berkurang. Ketika di pesisir pulau Madura saya juga baru pertama kali melihat Pohon Bakau yang keadaanya sudah tidak terawat . Dalam hati saya “kok bisa ya tanaman hidup di laut dengan air asin?”.

Hal-hal Absurd

traveling-madura
Beberapa teman kami yang cowok ada yang iseng menghitung jumlah orang gila yang kami lewati di sepanjang jalan, kalau gak salah jumlanya mencapai 50 an orang gila.
Ada juga awkward moment, yaitu saat kami melewati sungai yang didalamnya ada ibu-ibu yang sedang mencuci dan mandi dengan menggunakan kemben. Lokasi sungai memang di pinggir jalan, karena kami menggunakan sepeda, kecepatan kami rendah. Sontak ibu-ibu di sungai itu berteriak malu karena banyaknya laki-laki yang lewat dengan menggunakan sepeda. Ustad di sebelah saya pun langsung kebingungan (hahaha). Tapi hal itu juga membuat saya sadar, bahwa di tahun 2008 masih banyak penduduk yang tidak memiliki kamar mandi di rumahnya.
Ada juga teman saya yang jatuh dari sepeda karena tertidur (hello… kok bisa?). Ya memang saya akui, bahwa kami semua sempat mengantuk ketika sedang bersepeda di jalanan. Lokasinya di Kabupaten Nganjuk, hari itu angin bertiup sangat kencang, jadi rombongan Syakh Al-Zaytun yang berada di barisan paling depan melambat kecepatannya. Sedangkan kami di belakang masih muda-muda dan semangat tidak biasa dengan kecepatan yang sangat rendah, oleh karena itu kami mengantuk di jalan (sambil gowes sepeda aja bisa tidur, hehehe).

Etape Yang Kami lalui
1. Al-Zaytun – Losari
2. Losari – Batang
3. Batang – Semarang
4. Semarang – Rembang
5. Rembang – Tuban
6. Tuban – Gresik
7. Gresik – Bangkalan
8. Bangkalan – Sumenep
9. Sumenep – Sampang
10. Sampang – Surabaya
11. Surabaya – Nganjuk
12. Nganjuk – Sragen
13. Sragen – Wates
14. Wates – Sumpiuh
15. Sumpiuh – Losari
16. Losari – Al-Zaytun

traveling-jawa-barat
Rombongan ASSA yang baru saja sampai di Kampus Al-Zaytun setelah melakukan Jelajah Jawa Madura

Demikianlah catatan perjalanan Jelajah Jawa Madura kami dengan sepeda. Hal yang bisa saya ambil dari perjalanan ini adalah sesuatu yang dikerjakan bersama-sama akan terasa jauh lebih ringan dibandingkan jika dilakukan sendiri, contohnya dalam touring sepeda ini.

Leave a comment